DEFINISI
Sinusitis adalah radang selaput permukaan sinus paranasal, sesuai dengan rongga yang terkena sinusitis dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusistis frontal dan sinusitis sphenoid. Bila mengenai beberapa sinus disebut sebagai multisinusitis sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. Yang paling sering ditemukan adalah sinusitis maksila dan sinusitis etmoid,
GEJALA KLINIS
sinusitis diklasifikasikan menjadi Tiga, yakni
– Sinusitis akut
Bila gejala berlangsung selama beberapa hari hingga 4 minggu.
– Sinusitis subakut
Bila gejala berlangsung selama 4 minggu hingga 3 bulan
– Sinusitis Kronis
Bila gejala berlangsung lebih dari 3 bulan
Beberapa gejala subjektif dibagi menjadi gejala sistemik dan gejala lokal, gejala sistemik yang dimaksud adalah demam dan lesu Gejala lokal yang muncul adalah ingus kental dan berbau, nyeri di sinus, reffered pain (nyeri yang berasal dari tempat yang lain), yang bervariasi pada tiap sinus, seperti sinusitis maksila terdapat nyeri pada kelopak mata dan kadang-kadang menyebar ke alveolus, sinusitis etmoid, rasa nyeri dirasakaan di pangkal hidung dan kantus medius, sinusitis frontal, rasa nyeri dirasakan di seluruh kepala, sedangkan sinusitis sphenoid, nyeri dirasakan di belakang bola mata dan mastoid.
Pada pemeriksaan beberapa gejala obyektif bisa didapatkan:
- Pembengkakan di daerah muka
- Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior , selaput permukaan konka merah dan Bengkak
- Pada rhinoskopi posterior terdapat lendir di nasofaring dan post nasal drip.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah pemeriksaan TRANSLUMINASI, sinus yang terinfeksi akan terlihat lebih suram dan gelap pada pencahayaan tekhnik khusus. Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan radiologic WATERS PA DAN LATERAL, akan tampak perselubungan atau penebalan selaput permukaan dengan batas garis khayalan yang terbentuk karena beda zat cair dan udara pada sinus yang sakit. Dapat juga dilakukan pemeriksaan mikrobiologik pada sekret yang diambil, tetapi hinggak kini jarang digunakan.
TATALAKSANA
Dapat diberikan terapi pengobatan Antibiotik selama 10-14 hari meskipun gejala klinis telah hilang, Antibiotika yang diberikan dapat golongan Penisilin, tetapi untuk lini kedua dapat digunakan Amoksisilin Klavulanat dan ditambah dengan dekongestan oral. Terapi pembedahan jarang diperlukan kecuali telah terjadi komplikasi ke organ sekitar sinus.
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 0.4% dari pasien yang datang ke rumah sakit terdiagnosis dengan sinusitis.
PATOFISIOLOGI / ETIOLOGI
Timbulnya Pembengkakan di kompleks osteomeatal, selaput permukaan yang berhadapan akan segera menyempit hingga bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak untuk mengeluarkan sekret. Gangguan penyerapan dan aliran udaradi dalam sinus, menyebabkan juga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang diproduksi oleh selaput permukaansinus akan menjadi lebih kental dan menjadi mudah untuk bakteri timbul dan berkembang biak. Bila sumbatan terus-menerus berlangsung akan terjadi kurangnya oksigen dan hambatan lendir, hal ini menyebabkan tumbuhnya bakteri anaerob, selanjutnya terjadi perubahan jaringan Pembengkakan menjadi lebih hipertrofi hingga pembentukan polip atau kista
Beberapa Faktor predisposisi atau faktor yang memperberat
- Obstruksi mekanik, seperti deviasi septum, pembesaran konka, benda asing di hidugn, polip hingga tumor di hidung
- Rhinitis alergika
- Lingkungan : polusi, udara dingin dan kering